HIDUP DALAM BERPIKIR
*Insan
Literasi
Manusia membutuhkan
menusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak ada manusia yang dapat
hidup tanpa membutuhkan manusia lain dan lingkungan di sekitarnya. Baik itu
dari segi ekonomi, kepentingan individu, percintaan, semangat hidup, dan lain
sebagainya. Mengapa demikian? Alasannya sangat sederhana yaitu karena manusia
adalah makhluk sosial. Diantara proses dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup
kemungkinan akan dipertemukan dengan namanya “Masalah”. Kata “masalah’ mungkin
sudah tidak asing tersurat maupun tersirat dalam lembaran hidup manusia. kerena
dengan masalah manusia bisa banyak belajar serta mengambil faidah dan juga agar
menggunakan akal mereka dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut dipundak mereka.
Adakalanya hidup tampak
menjatuhkan, dan kadang pula hidup tampak menyenangkan. Suka duka mengisi hari-hari
manusia tanpa sepengetahuan mereka. Tidak tahu apa yang akan terjadi dikemudian
hari. Maka dari itu, manusia haruslah mempunyai bekal dasar dalam menghadapi
persoalan pelik dalam kehidupannya. Diantaranya yaitu kuat fisik, kuat mental,
dan mempunyai banyak pengetahuan serta mampu berfikir kritis diberbagai aspek.
Tuhan menciptakan
masalah salah satunya agar manusia belajar dewasa, dengan cara seperti itulah
bentuk kasih sayang Tuhan kepada manusia. Sebagai makhluk yang sempurna
diantara makhluk lainnya, seharusnya manusia banyak bersyukur dan bangga atas
itu. Maka dari itu, kita sebagai pemimpin di muka bumi ini harus mempergunakan
akal dan waktu kita dengan sebaik-baiknya. Tuhan memberikan suatu kelebihan
kepada manusia, cukup manusia itu sendiri yang harus mengasah dan mencarinya.
Karena hidup harus optimis, tidaklah pesimis. Dan jangan pernah berpikir bahwa
hidup ini tampak menjatuhkan, yang demikian itu hanyalah persepektif manusia
yang gagal. Pikiran positif membuka segala peluang baik, dan sebaliknya, pikiran
negatif akan menutup segala kemungkinan besar. Jadi sebagai manusia, haruslah
bijaksana dalam mempergunakan akalnya. Demikian itu, mereka tampak seperti
manusia yang sesungguhnya. Dunia hanyalah suatu permainan belaka, dimana Tuhan
sebagai produser terbaiknya.
*Mahasiswa STAIN Pamekasan
0 Response to "HIDUP DALAM BERPIKIR"
Posting Komentar